Wednesday, October 8, 2008

Wawancara Rick Warren - Purpose Driven Life

Di bawah ini adalah wawancara singkat yang luar biasa dengan Rick
Warren, pengarang buku "Purpose Driven Life" dan gembala dari
Saddleback Church di California. Ini adalah pemahaman baru yang Rick
Warren miliki; dengan istrinya yang sedang menderita kanker saat ini
dan dirinya menerima kekayaan dari penjualan buku tersebut.

Di dalam wawancara oleh Paul Bradshaw dengan Rick Warren, Rick
berkata: "Orang-orang bertanya kepada saya, apa tujuan dari hidup?
Dan saya menjawab: Secara sederhana, hidup adalah persiapan untuk
kekekalan.
Kita diciptakan untuk kekekalan, dan Allah ingin kita bisa bersama Dia
di surga. Satu hari, jantung saya akan berhenti, dan itu berarti
kesudahan dari tubuh saya -- tapi bukan akhir dari saya. Saya bisa
saja hidup 60 sampai 100 tahun di bumi, tetapi saya akan menghabiskan
triliunan tahun di kekekalan. Hidup masa sekarang hanyalah suatu
pemanasan ? rehearsal (satu latihan sebelum pertunjukan sesungguhnya,
tapi latihan tersebut dilakukan seperti pertunjukan sungguhan).

Tuhan ingin agar kita mempraktekkan di bumi hal-hal yang akan kita
lakukan selamanya di kekekalan. Kita diciptakan oleh Tuhan dan untuk
Tuhan, dan sebelum Anda bisa mengerti dan menerima hal itu, hidup
tidak akan masuk akal.

Hidup terdiri dari serangkaian masalah: Apakah Anda sedang berada di
dalam salah satunya sekarang, atau Anda baru saja keluar dari salah
satu masalah, atau Anda sedang bersiap memasuki masalah yang lain.
Alasan dari semuanya ini adalah bahwa Tuhan lebih tertarik dengan
karakter Anda daripada kenikmatan Anda. Tuhan lebih tertarik untuk
mengubah hidup Anda menjadi kudus daripada membuat hidup Anda bahagia.
Kita dapat menjadi sangat bahagia di bumi ini, tapi itu bukanlah
tujuan dari hidup.

Tujuan hidup adalah untuk bertumbuh di dalam karakter, menjadi serupa
dengan Kristus.

Tahun terakhir ini telah menjadi tahun terbaik dalam hidup saya, dan
juga tahun terburuk dengan istri saya, Kay, didapati menderita kanker.

Dulu saya berpikir bahwa hidup terdiri dari gunung dan lembah ? Anda
melalui saat-saat gelap, kemudian mengalami saat-saat puncak,
bergantian secara berulang-ulang. Saya tidak lagi percaya hal itu
sekarang. Bukannya hidup terdiri dari gunung dan lembah, melainkan
saya percaya bahwa hidup adalah seperti dua sisi kiri dan kanan dari
sebuah jalur kereta, yang mana Anda akan mengalami hal yang baik dan
buruk secara bersamaan di setiap waktu. Tidak peduli betapa baiknya
hidup Anda, selalu ada hal buruk yang Anda perlu atasi. Dan tidak
peduli betapa buruknya hidup Anda, selalu ada hal baik yang Anda bisa
ucapkan syukur bagi Tuhan. Anda bisa fokus pada tujuan-tujuan Anda,
atau Anda bisa fokus pada masalah-masalah Anda. Jika Anda fokus pada
masalah, Anda akan menjadi orang yang berpusat pada diri sendiri:
yaitu "masalah saya, hidup saya, sakit saya". Tapi salah satu jalan
termudah untuk keluar dari rasa sakit, adalah mengalihkan fokus Anda
dari diri sendiri kepada orang lain dan Tuhan.

Kami cepat menyadari bahwa meskipun ratusan ribu orang berdoa, Tuhan
tidak akan menyembuhkan Kay atau membuatnya jadi mudah bagi dia.
Penyakit ini telah sangat menyusahkan dia, namun Tuhan telah
memperkuat karakternya, memberikannya pelayanan untuk menolong orang
lain, memberikan dia sebuah kesaksian, menarik dia mendekat pada Tuhan
dan orang lain.

Anda harus belajar cara mengatasi hal yang baik maupun yang buruk
dalam hidup Anda. Sebenarnya, kadang-kadang, belajar untuk mengatasi
hal yang baik bisa lebih sulit. Misalnya, tahun terakhir ini tiba-tiba
saja saat buku tersebut terjual 15 juta kopi, saya menjadi sangat kaya
mendadak. Hal ini juga memberikan saya ketenaran yang tidak pernah
harus saya hadapi sebelumnya. Menurut saya, Tuhan tidak memberikan
kita kekayaan dan ketenaran untuk ego kita sendiri atau supaya hidup
kita menjadi enak.

Jadi saya mulai bertanya kepada Tuhan apa yang Dia ingin saya lakukan
dengan uang, ketenaran, dan pengaruh ini. Tuhan berikan dua pasal yang
menarik yang menolong saya membuat keputusan untuk tindakan saya,
2 Korintus 9 dan Mazmur 72.

Pertama-tama, walaupun banyak uang yang mengalir masuk, kami tidak
akan mengubah gaya hidup kami sedikitpun. Kami tidak membeli
barang-barang mewah.
Kedua, kira-kira pertengahan tahun lalu, saya berhenti mengambil gaji
dari gereja.
Ketiga, kami mendirikan organisasi yang disebut The Peace Plan untuk
mendanai penanaman gereja, pelatihan pemimpin, pertolongan bagi yang
miskin, pengobatan bagi yang sakit, dan pendidikan bagi generasi
penerus.
Keempat, saya mengakumulasikan seluruh gaji yang telah dibayarkan oleh
gereja kepada saya selama 24 tahun terakhir sejak saya memulai gereja
tersebut, dan mengembalikan semuanya. Sungguh membebaskan saat saya
bisa melayani Tuhan secara gratis.

Kita perlu menanyakan pada diri sendiri: Apakah saya akan hidup untuk
harta? Kepopuleran? Apakah saya akan digerakkan oleh tekanan? Rasa
bersalah? Kepahitan? Materialisme? ... Atau apakah saya akan
digerakkan oleh tujuan Tuhan (bagi hidup saya)?

Saat saya bangun di pagi hari, saya duduk di tepi tempat tidur dan
berkata, "Tuhan, jika saya tidak berhasil menyelesaikan apa-apa hari
ini, saya ingin mengenal Engkau lebih lagi dan mengasihi Engkau lebih
baik." Tuhan tidak menaruh saya di bumi hanya untuk memenuhi satu
daftar tugas. Dia lebih tertarik dengan siapa diri saya daripada apa
yang saya lakukan. Itulah sebabnya kita disebut "human beings" (
manusia yang "ada") dan bukan "human doings" (manusia yang
"melakukan").

Saat-saat bahagia, puji Tuhan ............... Saat-saat sulit, cari
Tuhan
Saat-saat tenang, sembah Tuhan .......... Saat-saat sakit, percaya
Tuhan
Setiap saat ........... bersyukur pada Tuhan!

Tuhan mengasihimu!



Komentar dan masukkan anda sangat saya harapkan. Leave comment please for my post.. Thx a lot

Masukkan email anda untuk berlangganan artikel dari Blog ini


TRANSLATE TO ENGLISH

No comments:

Related Pages