Wednesday, September 3, 2008

Beban Dosa

Seorang pendeta berdiri di pinggir jalan di dekat sebuah halte bus. Tak
henti-hentinya ia berteriak: “Siapa yang percaya bahwa Yesus adalah
Tuhan, maka ia akan diselamatkan.” Ia juga meneriakan agar semua manusia
bertobat dan tak berbuat dosa.

Tiba-tiba seorang anak muda datang dan berdiri di depannya lalu
bertanya; “Bapak pendeta; Anda mengatakan bahwa semua manusia adalah
orang-orang berdosa tanpa terkecuali. Membawa serta dosa dalam diri sendiri
sama dengan memikul sebuah beban yang amat berat. Namun saya tak pernah
merasakannya sedikitpun. Katakanlah padaku, berapa berat sebuah dosa
itu? Lima kilo? Sepuluh kilo? Atau seratus kilo?”

Sang pendeta memperhatikan anak muda tersebut dengan seksama lalu balik
bertanya; “Bila kita meletakan 500 kilo beban ke atas mayat, apakah
mayat tersebut akan merasa bahwa beban yang dipikulnya itu berat?”
Dengan cepat dan pasti anak muda tersebut menjawab; “Tentu saja tidak!! Ia
pasti tidak merasa berat karena ia telah mati.”

Sang pendeta mengagumi anak muda tersebut. Sambil tersenyum ia
menjawab; “Hal yang sama terjadi pada kita. Kita tentu tak merasa bahwa beban
dosa yang kita pikul itu berat. Karena pada saat kita berada dalam
dosa, saat itulah kita sebetulnya telah mati.”

-------------

Bila anda masih mampu merasa sakit berhadapan dengan dosa-dosa yang
anda perbuat, maka bersyukurlah karena Roh Kudus sedang bekerja dalam
diri anda untuk mengingatkan anda untuk tak berbuat dosa lagi. Namun bila
suatu saat anda tak merasa bersalah sedikitpun saat berbuat dosa, maka
saat itu sebetulnya anda telah mati.

“Karena itu setiap orang yang tetap berada di dalam Dia, tidak berbuat
dosa lagi; setiap orang yang tetap berbuat dosa, tidak melihat dan
tidak mengenal Dia.” (1 Yohanes 3: 6)

Tarsis Sigho - Taipei

Pondok Renungan - http://www.pondokrenungan.com

No comments:

Related Pages