Wednesday, September 10, 2008

Roh Keperkasaan

Ps. Jonathan Setiawan

Pendahuluan:




Kesaksian: Sembuh dari Tumor dalam KKR Pencurahan Roh Kudus.




Meskipun kita mulai rangkaian KKR Pencurahan Roh Kudus ini sejak Kamis yang lalu, akan tetapi sesungguhnya hari inilah tepatnya kita merayakan Pentakosta – Hari Pencurahan Roh Kudus. Hari inilah 2000 tahun yang lalu Roh Kudus dicurahkan dan memenuhi 120 orang murid yang sedang berdoa di ruangan atas di Yerusalem.




Ketika saya bertanya pesan apa yang harus saya sampaikan untuk minggu ini, rasanya Tuhan menuntun saya untuk berbicara sesuatu yang hampir tidak pernah saya bicarakan. Apa itu? Salah satu dampak dari pencurahan Roh Kudus pada waktu itu, murid-murid Yesus yang tadinya penakut berubah menjadi pemberani, yang tadinya sembnyi-sembunyi menjadi terang-terangan, yang tadinya berdiam diri sekarang bangkit dan bersaksi di mana-mana tentang nama Yesus. Sewaktu saya renungkan kisah ini, ada satu hal yang menggugah hati saya yang akan saya sampaikan pada malam hari ini. Tiba-tiba Roh Kudus berbicara mengenai ROH KEPERKASAAN. Salah satu dampak kalau seseorang menerima kepenuhan Roh Kudus adalah orang tersebut juga menerima Roh Keperkasaan sama seperti murid-murid Yesus pada waktu itu.




Hari ini, tepat pada Hari Pentakosta, saya berdoa supaya seluruh jemaat di tempat ini juga mengalami kepenuhan Roh Kudus dan secara khusus menerima Roh Keperkasaan. Kita tidak mau menjadi orang Kristen yang lembek rohnya, tapi kita mau jadi orang Kristen yang perkasa dalam roh. Kita tidak mau jadi orang Kristen yang loyo, gampang undur, gampang terombang-ambing, hidup dalam ketakutan dan kekhawatiran; kita mau jadi PAHLAWAN IMAN yang dipenuhi dengan urapan Roh Kudus dan memiliki Roh Keperkasaan sehingga hidup kita adalah hidup yang kokoh, kuat, berkemenangan, dan berbuah banyak bagi Tuhan.




Perkataan Iman: Aku Pahlawan Iman! Aku Perkasa dalam roh!







Isi:




Akan tetapi supaya kita bisa menerima Roh Keperkasaan tersebut, kita harus mengerti terlebih dahulu apa yang dimaksud dengan Roh Keperkasaan. Dalam Alkitab dipenuhi contoh-contoh orang yang menerima Roh Keperkasaan itu dan hidupnya berubah secara luarbiasa. Yang tadinya mereka adalah orang biasa, sekarang menjadi pahlawan yang gagah perkasa; yang tadinya dipandang sebelah mata, tiba-tiba mereka menjadi pahlawan yang dipuja-puja; yang tadinya mereka hidup dalam ketakutan dalam sekejab keberanian muncul dalam hidup mereka. Siap untuk menerima Roh Keperkasaan?!




Apa artinya Roh Keperkasaan?










1.
Berani teguh berdiri mempertahankan iman.



1.
Seseorang yang dipenuhi dengan Roh Keperkasaan, punya ciri: berani teguh berdiri mempertahankan iman apapun yang terjadi. Orang seperti ini punya prinsip badai boleh menerjang, hantaman boleh bertubi, langit bumi boleh goyang, tapi iman kita kepada Tuhan tetap untuk selama-lamanya. Seperti yang dikatakan Mazmur 91:7 !!!




7 Walau seribu orang rebah
di sisimu, dan sepuluh ribu di sebelah kananmu, tetapi itu tidak akan menimpamu.




Orang Kristen yang tidak mempunyai roh keperkasaan ini akan menjadi sasaran empuk bagi Iblis. Tanpa Roh Keperkasaan, mudah sekali bagi kita untuk undur, meninggalkan gereja, meninggalkan pelayanan, dan akhirnya meninggalkan Tuhan.




1.
Ada beberapa alasan orang percaya meninggalkan iman:




*
Pernikahan yang tidak kudus.




Alkitab mengajarkan: Jangan engkau menikah dengan orang yang tidak seiman. Jadi anak-anak muda di tempat ini, jangan beranggapan bahwa engkau kebal terhadap yang satu ini. Sudah terlalu banyak anak Tuhan yang baik hati dan tulus, akan tetapi ditipu Iblis dengan pernikahan yang tidak direstui Firman Allah ini. Akibatnya bayar harganya pasti mahal. Ada proses waktu penuh air mata yang harus dilalui.




Karena dosa yang satu inilah, maka orang paling berhikmat di seluruh muka buka, yaitu Salomo, pada akhir hidupnya meninggalkan Tuhan dan jatuh dalam kesia-siaan hidup. Kalau Salomo saja bisa seperti apalagi kita. Satu nasehat saja: Jangan menikah dengan orang yang tidak seiman




Akan tetapi yang saya maksudkan di sini bukan sekedar menikah dengan orang yang tidak seiman. Yang itu sudah jelas Alkitab melarang kita. Dengan yang seimanpun kita harus hidup dalam KEKUDUSAN. Ingat orang sehebat Simson pada akhirnya mengalami kehancuran karena godaan seksual ini. Jangan kompromi dengan dosa yang satu ini.




Belajar seperti Yusuf, sekalipun digoda berulang kali oleh istri Potifar, tapi dia tetap teguh berdiri mempertahankan iman. Ini ciri orang yang memiliki roh keperkasaan. Hasilnya sangat kontras / berbeda antara Simson dengna Yusuf. Simson yang punya karisma hebat tapi tidak teguh mempertahankan iman akhirnya sengsara. Sementara Yusuf yang biasa saja, tapi teguh mempertahankan iman akhirnya diangkat dan diberkati Tuhan luarbiasa.




Saya berdoa supaya seluruh jemaat Keluarga Allah di tempat ini sama seperti Yusuf yang teguh mempertahankan iman dan diberkati luarbiasa.



*
Dianiaya.




Sebagian orang percaya meninggalkan imannya kepada Kristus karena penganiayaan.




Kesaksian: Dulu waktu saya masih remaja, salah seorang anggota remaja, seorang gadis, senantiasa dianiaya keluarganya kalau pergi ke gereja. Jadi setiap kali ke gereja, dia harus lakukan itu dengan sembunyi-sembunyi. Suatu saat ketahuan dia pergi ke gereja, langsung dia dipukuli bahkan dicambuki oleh orang tuanya sendiri sampai sekujur tubuhnya berdarah dan luka gores. Meskipun pakai pakaian, tapi dari luar masih terlihat sayatan-sayatan luka yang memerah. Akan tetapi saya sangat bersyukur karena sekalipun dianiaya, tapi Roh Keperkasaan ada atasnya dan dia dengan setia tetap bertekun mempertahankan imannya. Saya percaya orang seperti ini besar upahnya dalam Kerajaan Surga.




Sama seperti Daniel. Pada waktu itu, karena iri hati maka wakil-wakil raja dan pejabat tinggi dalam Kerajaan Darius berkomplot untuk membinasakan Daniel. Jadi mereka membuat siasa dengan cara memuji-muji raja supaya raja mengeluarkan suatu perintah yang isinya selama 30 hari tidak boleh ada orang yang berdoa kepada Allah manapun kecuali pada raja, kalau tidak ia akan dilemparkan ke gua singa. Karena senang dengan ide tersebut, maka raja mengeluarkan perintah itu.




Sebenarnya Raja Darius sangat sayang pada Daniel. Akan tetapi tanpa ia sadari, ia sudah masuk dalam jebakan orang-orang tersebut. Jadi peraturan itu dikeluarkan. Tapi luarbiasanya, sekalipun Daniel sudah mengetaui peraturan itu, Daniel tetap berdoa dan mempertahankan imannya.




Baca Daniel 6:1 !!!

11 Demi didengar Daniel, bahwa surat perintah itu telah dibuat, pergilah ia ke rumahnya. Dalam kamar atasnya ada tingkap-tingkap yang terbuka ke arah Yerusalem; tiga kali sehari ia berlutut, berdoa serta memuji Allahnya, seperti yang biasa dilakukannya.




Bayangkan saja, Daniel tetap berdoa 3 ali sehari seperti yang dilakukannya, plus dia membiarkan jendela-jendela rumahnya terbuka. Artinya Daniel lebih takut akan Tuhan daripada takut akan raja. Akibatnya orang-orang yang menjebak tersebut, segera melapor kepada raja dan akibatnya Daniel harus dibuang ke lubang singa. Tapi apa yang terjadi?




Baca Daniel 6:20-24 !!!

20 Pagi-pagi sekali ketika fajar menyingsing, bangunlah raja dan pergi dengan buru-buru ke gua singa; 21 dan ketika ia sampai dekat gua itu, berserulah ia kepada Daniel dengan suara yang sayu. Berkatalah ia kepada Daniel: "Daniel, hamba Allah yang hidup, Allahmu yang kausembah dengan tekun, telah sanggupkah Ia melepaskan engkau dari singa-singa itu?" 22 Lalu kata Daniel kepada raja: "Ya raja, kekallah hidupmu! 23 Allahku telah mengutus malaikat-Nya untuk mengatupkan mulut singa-singa itu, sehingga mereka tidak mengapa-apakan aku, karena ternyata aku tak bersalah di hadapan-Nya; tetapi juga terhadap tuanku, ya raja, aku tidak melakukan kejahatan." 24 Lalu sangat sukacitalah raja dan ia memberi perintah, supaya Daniel ditarik dari dalam gua itu. Maka ditariklah Daniel dari dalam gua itu, dan tidak terdapat luka apa-apa padanya, karena ia percaya kepada Allahnya.




Orang yang percaya pada Tuhan akan mendapatkan perlingdungan. Sekalipun diancam dibuang di lubang singa (bahkan sungguh-sungguh dibuang) akan tetapi Daniel tetap mempertahankan imannya. Inilah Roh Keperkasaan itu. Jika saudara saat ini atau suatu saat mengalami aniaya karena mengikut Kristus, jangan takut, mintalah Roh Keperkasaan itu, supaya kita tetap teguh mempertahankan iman. Karena orang yang percaya kepada Tuhan akan mendapat perlindungan.






*
Kecewa dan sakit hati.




Yang namanya kecewa dan sakit hati adalah seperti racun yang sedikit demi sedikit tapi pasti menghancurkan hidup seseorang seberapapun berhikmatnya, rohaninya, dan hebatnya. Ada satu pribadi dalam Alkitab yang begitu luarbiasa tapi hidupnya hancur karena kekecewaan dan sakit hati – namanya AHITOFEL.




Ahitofel adalah penasihat Daud. Orang yang sangat pandai dan bijaksana. Bahkan Alkitab mencatat bahwa nasihat yang diberikan Ahitofel sama dengan petunjuk yang dimintakan dari Allah. Artinya berkat nasihat-nasihat Ahitofel selama itulah Daud senantiasa mengalami kemenangan-kemenangan yang luarbiasa.




Akan tetapi herannya suatu saat Ahitofel bergabung bersama dengan Absalom untuk memberontak dan menghancurkan Daud. Karena nasihat Ahitofellah, Absalom berhasil menguasai kerajaan dan Daud terpaksa melarikan diri. Jika bukan karena Tuhan yang menggagalkan nasihat Ahitofel sehingga ditolak Absalom, sudah bisa dipastikan bahwa riwayat Daud berakhir dengan sangat mengenaskan, yaitu mati di tangan anaknya sendiri.




Pertanyaan yang muncul – bagaimana awalnya seorang yang begitu pandai dan bijaksana seperti Ahitofel ini sampai berkhianat dan berusaha untuk menghancurkan Daud. Jikalau bukan Tuhan yang meilndungi sudah bisa dipastikan bahwa Daud akan hancur di tangannya.




Ternyata selidik punya selidik, Ahitofel ini adalah kakeknya Batsyeba.

2 Samuel 11:3 Lalu Daud menyuruh orang bertanya tentang perempuan itu dan orang berkata: "Itu adalah Batsyeba binti Eliam, isteri Uria orang Het itu."

2 Samuel 23:34 Elifelet anak Ahasbai orang Maakha; Eliam anak Ahitofel orang Gilo;

(INILAH PENTINGNYA MEMPELAJARI SILSILAH: Ada nilai-nilai yang baru kita mengerti kalau kita mengerti tentang silsilah).




Inilah yang membuat Ahitofel sedemikian sakit hati dan dendam kepada Daud. Ketika Daud menanyakan siapa Batsyeba, sesungguhnya dia sudah tau bahwa itu adalah cucu dari penasihatnya sendiri. Akan tetapi yang mengerikan Daud tetap saja merusak Batsyeba, cucu penasihatnya, dan membunuh Uria, suami cucu sahabatnya. Inilah yang menjadi akar kepahitan dalam kehidupan Ahitofel.




Ceritanya setelah peristiwa itu, Ahitofel memilih untuk pulang ke kota asalnya, yaitu: Gilo. Di sana dia tinggal, sampai akhirnya Absalom memanggil dia untuk bergabung dan menghancurkan Daud. Saat itulah terbuka kesempatan untuk balas dendam kepada Daud. Dan karena nasihat Ahitofel inilah, Daud terpaksa melarikan diri. Dalam pelariannya itu Daud tau kalau sampai Absalom mendengarkan nasihat Ahitofel, pasti dia kalah. Jadi dia mengirim Husai, sahabatnya untuk berpura-pura memihak Absalom.




Pada waktu itu, Absalom memilih untuk mendengarkan nasihat Husai. Saking pintarnya Ahitofel ini, seketika itu juga dia tau bahwa Absalom yang tidak mendengarkan nasihatnya pasti kalah oleh Daud, dan memang benar semua perkiraannya – Absalom kalah. Jadi dia pulang ke rumahnya dan menyelesaikan semua urusan rumah, kemudian dia bunuh diri.




Waspadalah – yang namanya kekecewaan dan sakit hati, cepat atau lambat, akan menghancurkan kehidupan seseorang. Bahkan seorang Ahitofel, yang nasihatnya disamakan dengan petunjuk Allah saja, hidupnya hancur karena sakit hati. Jadi hari ini, pada perayaan Pentakosta, ijinkan Roh Kudus bekerja dan mencabut semua akar pahit dan memulihkan hidupmu dengan kasihnya yang luarbiasa. Saya percaya Yesus saat ini ada bersama kita siap untuk menjamah asal kita mau buka pintu hati kita.






*
Pengharapan yang tidak terpenuhi.




Begitu banyak orang Kristen yang undur dari Tuhan karena doa dan pengharapannya tidak terpenuhi. Kita berdoa supaya Tuhan memberkati, tapi kenyataannya kondisi keuangan kita semakin hari semakin menurun. Kita berharap supaya Tuhan memulihkan keluarga kita, tapi suami kita malah semakin garang, istri kita semakin tidak terkendali, anak kita semakin rusak pergaulannya. Kita berdoa minta kesembuhan, tapi Tuhan belum menyembuhkan, terus kita ke dukun.




Belajarlah bagaimana Sadrakh, Mesakh dan Abednego mempertahankan imannya.

Baca Daniel 3:14-18 !!!

14 berkatalah Nebukadnezar kepada mereka: "Apakah benar, hai Sadrakh, Mesakh dan Abednego, bahwa kamu tidak memuja dewaku dan tidak menyembah patung emas yang kudirikan itu? 15 Sekarang, jika kamu bersedia, demi kamu mendengar bunyi sangkakala, seruling, kecapi, rebab, gambus, serdam dan berbagai-bagai jenis bunyi-bunyian, sujudlah menyembah patung yang kubuat itu! Tetapi jika kamu tidak menyembah, kamu akan dicampakkan seketika itu juga ke dalam perapian yang menyala-nyala. Dan dewa manakah yang dapat melepaskan kamu dari dalam tanganku?" 16 Lalu Sadrakh, Mesakh dan Abednego menjawab raja Nebukadnezar: "Tidak ada gunanya kami memberi jawab kepada tuanku dalam hal ini. 17 Jika Allah kami yang kami puja sanggup melepaskan kami, maka Ia akan melepaskan kami dari perapian yang menyala-nyala itu, dan dari dalam tanganmu, ya raja; 18 tetapi seandainya tidak, hendaklah tuanku mengetahui, ya raja, bahwa kami tidak akan memuja dewa tuanku, dan tidak akan menyembah patung emas yang tuanku dirikan itu."




Inilah ciri iman yang murni – diberkati atau tidak diberkati tetap Yesus, ditolong atau tidak ditolong ke gereja, diperhatikan atau tidak diperhatikan tetap pelayanan. Hari ini minta Roh Keperkasaan itu turun dalam kehidupan kita sehingga apapun yang terjadi, keadaan baik atau tidak baik, kita tetap teguh berdiri dalam iman. Dan karena itulah maka mujizat pasti terjadi – sama seperti Tuhan menolong Sadrakh, Mesakh, dan Abednego, maka Tuhanpun juga menolong kita.




1.
Hari ini, saya ajak seluruh jemaat untuk berani teguh berdiri mempertahankan iman tidak peduli apapun yang terjadi dalam kehidupan kita. Saya percaya Tuhan kita adalah Allah yang setia yang tidak akan tinggal diam melihat ita dalam kesusahan. Tepat pada waktunya, tangannya terulur dan anugerahNya dicurahkan dalam kehidupan kita.







1.
Berani Menghadapi kenyataan hidup.



1.
Kalau kita dipenuhi dengan Roh Kudus, maka Roh Keperkasaan akan ada dalam kehidupan kita. Kalau Roh Keperkasaan itu memenuhi kita, maka kita akan mempunyai keberanian untuk menghadapi kenyataan hidup. Banyak orang lari akan kenyataan hidup bahwa ekonominya mengalami kemerosotan, sakit penyakit menggerogoti, persaingan semakin ketat, kita harus hidup bertanggung jawab pada diri sendiri, pelayanan belum menghasilkan buah yang diharapkan, prestasi kerja tidak seperti yang diharapkan, keadaan fisik tidak memungkinkan, posisi sudah berubah, ujian kuliah tidak lulus, dst.



1.
Dalam Alkitab ada sebuah kisah tentang dua orang wanita yang bernama Naomi dan Rut. Naomi adalah gambaran orang yang tidak bisa menghadapi kenyataan hidup; sedangkan Rut ini adalah gambaran orang yang memiliki roh keperkasaan sehingga mampu untuk menghadapi kenyataan hidup.




1.
Baca Rut 1:1-5 !!!




1 Pada zaman para hakim memerintah ada kelaparan di tanah Israel. Lalu pergilah seorang dari Betlehem-Yehuda beserta isterinya dan kedua anaknya laki-laki ke daerah Moab untuk menetap di sana sebagai orang asing. 2 Nama orang itu ialah Elimelekh, nama isterinya Naomi dan nama kedua anaknya Mahlon dan Kilyon, semuanya orang-orang Efrata dari Betlehem-Yehuda; dan setelah sampai ke daerah Moab, diamlah mereka di sana. 3 Kemudian matilah Elimelekh, suami Naomi, sehingga perempuan itu tertinggal dengan kedua anaknya. 4 Keduanya mengambil perempuan Moab: yang pertama bernama Orpa, yang kedua bernama Rut; dan mereka diam di situ kira-kira sepuluh tahun lamanya. 5 Lalu matilah juga keduanya, yakni Mahlon dan Kilyon, sehingga perempuan itu kehilangan kedua anaknya dan suaminya.



2.
Seringkali kenyataan hidup tidak terjadi sesuai dengan yang kita inginkan. Demikian pula dengan Naomi. Ketika kelaparan melanda tanah Israel, dan pergi dari tanah asalahnya, Bethlehem, ke Moab beserta dengan suami dan kedua anaknya. Akan tetapi setelah sampai di sana, suaminya justru meninggal dunia dan ini membuat dia menjadi seorang janda. Kedua anaknya menikah dengan orang setempat. Tapi setelah itu merekapun juga mati. Tinggallah Naomi seorang diri dengan kedua menantunya.




Tidak mudah untuk menghadapi kenyataan hidup seperti ini. Mereka pergi sekeluarga untuk menyelamatkan diri dari kelaparan, akan tetapi justru sekarang kehilangan segalanya. Bukan hanya suami dan kedua anaknya, tapi kekayaannyapun ikut ludes habis dan membuat Naomi menjadi orang yang sangat menderita.




Keadaan Naomi ini tidak jauh beda dengan Rut. Rut baru saja menikah tapi ditinggal mati oleh suaminya. Bahkan sekarang dia harus bertanggung jawab atas hidup mertuanya padahal keadaan mereka sekarang sangat miskin. Bukan hanya itu, tapi karena Naomi memutuskan untuk kembali ke Bethlehem, berarti Rut harus tinggal di negeri asing yang tidak dikenalnya sama sekali.




Artinya, baik Naomi maupun Rut, kedua-duanya adalah orang yang menghadapi kenyataan yang sangat pahit dalam kehidupannya. Akan tetapi sewaktu saya pelajari kisah mereka, saya bisa menemukan respon mereka menghadapi kenyataan hidup itu jauh berbeda.



3.
Naomi adalah gambaran orang yang tidak bisa menghadapi kenyataan hidup yang pahit tersebut. Buktinya Baca Rut 1:19-21 !!!




19 Dan berjalanlah keduanya sampai mereka tiba di Betlehem. Ketika mereka masuk ke Betlehem, gemparlah seluruh kota itu karena mereka, dan perempuan-perempuan berkata: "Naomikah itu?" 20 Tetapi ia berkata kepada mereka: "Janganlah sebutkan aku Naomi; sebutkanlah aku Mara, sebab Yang Mahakuasa telah melakukan banyak yang pahit kepadaku. 21 Dengan tangan yang penuh aku pergi, tetapi dengan tangan yang kosong TUHAN memulangkan aku. Mengapakah kamu menyebutkan aku Naomi, karena TUHAN telah naik saksi menentang aku dan Yang Mahakuasa telah mendatangkan malapetaka kepadaku."




Lihat perkataan Naomi – dia mengutuki dirinya sendiri dengan berkata: Jangan sebut aku Naomi, sebut aku Mara. Bahkan kata-katanya memojokkan serta mempersalahkan Tuhan: Yang Maha Kuasa telah melakukan banyak yang pahit kepadaku, aku pergi dengan tangan penuh, aku pulang dengan tangan kosong, Tuhan menentang dan mendatangkan malapetakan bagiku.




Inilah ciri orang yang tidak bisa menghadapi kenyataan hidup: Menyalahkah Tuhan, menyalahkan orang lain, dan terjebak dalam rasa mengasihani diri sendiri. Orang yang tidak bisa menghadapi kenyataan hidup sebenarnya rugi sendiri karena hari-hari dalam kehidupannya tampak begitu suram.



4.
Tapi berbeda dengan Rut, dia mempunyai sikap yang luarbiasa karena Roh Keperkasaan itu ada padanya. Rut bersedia untuk menghadapi kenyataan hidup, tidak mempersalahkan siapapun, tidak mengasihani diri sendiri, bahkan mengambil tanggung jawab atas mertuanya – dia mulai bekerja.




Baca Rut 2:1-7 !!!

1 Naomi itu mempunyai seorang sanak dari pihak suaminya, seorang yang kaya raya dari kaum Elimelekh, namanya Boas. 2 Maka Rut, perempuan Moab itu, berkata kepada Naomi: "Biarkanlah aku pergi ke ladang memungut bulir-bulir jelai di belakang orang yang murah hati kepadaku." Dan sahut Naomi kepadanya: "Pergilah, anakku." 3 Pergilah ia, lalu sampai di ladang dan memungut jelai di belakang penyabit-penyabit; kebetulan ia berada di tanah milik Boas, yang berasal dari kaum Elimelekh. 4 Lalu datanglah Boas dari Betlehem. Ia berkata kepada penyabit-penyabit itu: "TUHAN kiranya menyertai kamu." Jawab mereka kepadanya: "TUHAN kiranya memberkati tuan!" 5 Lalu kata Boas kepada bujangnya yang mengawasi penyabit-penyabit itu: "Dari manakah perempuan ini?" 6 Bujang yang mengawasi penyabit-penyabit itu menjawab: "Dia adalah seorang perempuan Moab, dia pulang bersama-sama dengan Naomi dari daerah Moab. 7 Tadi ia berkata: Izinkanlah kiranya aku memungut dan mengumpulkan jelai dari antara berkas-berkas jelai ini di belakang penyabit-penyabit. Begitulah ia datang dan terus sibuk dari pagi sampai sekarang dan seketikapun ia tidak berhenti."




Rut sama sekali tidak menggerutu, tidak mengomel, tidak menyalahkan Tuhan, tidak menyalahkan orang lain, tidak mengasihani diri sendiri, tapi DIA BEKERJA. Bahkan tanpa mengenal lelah dia bekerja dengan tidak malu-malu sekalipun itu adalah sebuah pekerjaan rendahan.




Rut adalah gembaran orang yang bisa menghadapi kenyataan hidup. Dan karena itulah, Boas jatuh cinta kepadanya dan akhirnya menikahinya. Hidup Rut berakhir dengan kebahagiaan yang luarbiasa bahkan mertuanya akhirnya diangkat kembali melalui kehidupannya.



5.
Orang yang tidak bisa menghadapi kenyataan hidup akan membawa dirinya sendiri dan orang-orang di sekelilingnya tenggelam dan hancur bersama. Tapi orang yang bisa menghadapi kenyataan hidup akan membawa dirinya dan orang-orang yang di sekelilingnya terangkat dan diberkati Tuhan.




1.
Hari ini minta Roh Keperkasaan itu turun dalam kehidupanmu supaya apapun yang terjadi, kita tidak lari dari kenyataan, namun kita berani menghadapinya. Maka Tuhan akan menyertai kita dan memberikan kemenangan yang gilang gemilang serta masa depan yang cerah.







1.
Berani bersaksi dan melayani jiwa-jiwa.



1.
Dibutuhkan Roh Keperkasaan untuk bersaksi. Ada banyak orang takut dan tidak bersaksi karena sungkan, malu, takut, dst. Inilah ciri-cirinya kalau kita belum menerima Roh Keperkasaan dalam hidup kita. Ingat Roh Kudus diberikan dalam hidup kita bukan supaya kita merasa enak saja atau supaya kita mengalami manifestasi saja. BUKAN !!! Kisah 1:8 berkata Dan kamu akan menerima kuasa kalau Roh kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan MENJADI SAKSIKU. Jadi ciri orang yang mengalami kepenuhan Roh Kudus adalah orang tersebut menerima Roh Keperkasaan yang memberikan keberanian untuk bersaksi. Perhatikan apa yang pertama kali dilakukan oleh murid-murid Yesus ketika menerima Roh Kudus ?! MEREKA BERSAKSI. Ciri orang yang menerima kepenuhan Roh Kudus dan Roh Keperkasaan adalah mereka berani bersaksi.



1.
Kesaksian: Minggu lalu sewaktu saya sharing dengan Pdt Gideon Munthe, dia membagikan pengalaman yang luarbiasa. Di Medan, seluruh jemaat sekarang mempunyai komitmen untuk mempersembahkan 1 jam tiap minggu untuk bersaksi. Mereka berjanji berusaha untuk membawa jiwa setiap minggu, tapi mereka sungguh-sungguh komitmen untuk mempersembahkan 1 jam tiap minggu untuk bersaksi.




Pertama kali Pdt Munthe menantang jemaat, hanya sedikit yang respon karena balum mengetahui. Akan tetapi minggu demi minggu semakin banyak yang sadar bahwa memang ini tugas kita sebagai orang percaya dan inilah alasan kita dipenuhi dengan Roh Kudus dan Roh keperkasaan. Sekarang ini seluruh jemaat berkomitmen untuk mempersembahkan 1 jam tiap minggu untuk bersaksi.




Saya percaya jemaat Keluarga Allah di Jogja ini punya roh yang luarbiasa yang tidak kalah dengan mereka yang di Medan. Oleh karena itu, saya yakin mulai hari ini kita semua seluruh jemaat dan pelayan Tuhan komitmen bersama untuk mempersembahkan 1 jam tiap minggu untuk bersaksi.




Di Medan pada Januari 2005 ini, jumlah jiwa barunya setiap minggu sekitar 100 orang. Tapi sebulan setelah komitmen bersama, tiba-tiba meingkat drastis menjadi 200 orang, dan sekarang mencapai 250 orang tiap minggu. Ini yang sebenarnya dirindukan Tuhan, yaitu jiwa-jiwa diselamatkan.



2.
Siapa yang rindu hal yang sama terjadi, jiwa-jiwa banyak diselamatkan di gereja kita di Jogja? Hari ini saya ingin menantang seluruh jemaat untuk ambil komitmen bersama mempersembahan 1 jam tiap minggu untuk bersaksi. Berhasil atau tidaknya membawa jiwa kita serahkan pada Tuhan. Tapi bagian kita harus kita lakukan, 1 jam dalam seminggu bersaksi kepada mereka yang belum diselamatkan, mereka yang undur, mereka yang mengalami kelesuan rohani. Dan saya percaya akan ada banyak orang, banyak mahasiswa, banyak keluarga yang dijamah dan merasakan kasih Allah yang besar sehingga doa kita tentang kegerakan rohani dan tuaian raya di Jogja sungguh-sungguh digenapi. Siapa yang siap untuk menjalankan Amanat Agung Tuhan Yesus Kristus?! Siapa yang siap untuk ambil komitmen 1 jam tiap minggu bersaksi?!







Penutup:




Minta Roh Keperkasaan menguasai hidupmu !!!

No comments:

Related Pages